Lazada Otomotif Offer

Mengapa Hutan Hujan Tropis Banyak

  • Diterbitkan : 21 Feb 2023

Mengapa Hutan Hujan Tropis Banyak. Selain itu, hutan hujan tropis biasanya memiliki curah hujan yang tinggi dan memiliki musim kering yang pendek, yaitu lebih dari 1200 mm per tahun. Hutan hujan tropis di Indonesia juga menyimpan beragam jenis flora dan fauna, hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat keragaman flora fauna yang tinggi di dunia.

Mengalahkan Amerika Selatan dan Afrika yang memiliki iklim tropis. Diketahui juga terdapat beberapa manfaat dari hutan hujan tropis. Diantaranya yaitu memproduksi oksigen atas 25-30 persen dari perputaran oksigen dunia dan karena terletak di daerah tropis, hutan ini menerima banyak sinar matahari yang dikonversi menjadi energi oleh tanaman melalui proses fotosintesis.

Selanjutnya, seperti yang dijelaskan di atas, hutan hujan tropis menjadi rumah untuk setengah spesies flora dan fauna seluruh dunia. Kedua, hutan hujan juga merupakan sumber dari banyak produk yang bermanfaat dimana masyarakat lokal bergantung.

Satu komponen saja terganggu, maka ekosistem di dalamnya pun akan menjadi tak seimbang.

8 Manfaat Hutan Hujan Tropis, Penyedia Oksigen hingga Tempat Berlindung

Mengapa Hutan Hujan Tropis Banyak. 8 Manfaat Hutan Hujan Tropis, Penyedia Oksigen hingga Tempat Berlindung

Contoh lainnya, obat Vincristine yang diambil dari periwinkle kemerahan Madagaskar memungkinkan tingkat remisi 80% untuk beberapa bentuk leukemia atau kanker darah pada anak. Namun, jika tidak berhati-hati, pertanian dan selera penduduk dunia akan makanan dari hutan hujan menyebabkan 70 persen deforestasi di daerah tropis.

Jika pohon di hutan hujan tropis ditebang dalam jumlah besar, perlindungan alami ini hilang sehingga erosi tanah juga meningkat dan mineral hanyut. Namun, suku-suku asli hutan hujan musnah karena adanya pendatang, penebangan besar, perkebunan, pengambilan minyak, dan pendirian pembangkit listrik tenaga air. Minyak dari hutan hujan tropis adalah bahan utama dalam kosmetik, sabun, sampo, parfum, desinfektan, dan deterjen.

Keanekaragaman Jamur Liar pada Hutan Hujan Tropis

Mengapa Hutan Hujan Tropis Banyak. Keanekaragaman Jamur Liar pada Hutan Hujan Tropis

Jenis hutan ini menyediakan lingkungan yang baik bagi banyak flora dan fauna untuk tumbuh sehingga meningkatkan keanekaragaman organisme di sekitarnya. Hutan ini memiliki kelembapan tinggi, demikian juga curah hujannya, sedangkan hari-hari hujan merata sepanjang tahun (Walter, 1971).

Jamur merupakan salah satu organisme yang memiliki keanekaragaman hayati paling luas setelah Serangga (Roosheroe, 2006). Hawksworth dan Rossman (1997) menjelaskan bahwa penelitian untuk identifikasi jamur liar perlu dilakukan terutama di daerah tropis. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persebaran keanekaragaman hayati jamur, baik secara internal maupun eksternal. Beberapa diantaranya adalah kondisi lingkungan, kelembapan, suhu, curah hujan, jenis tanah, ukuran, morfologi, dan anatomi jamur itu sendiri. Jenis genera lain yang tumbuh secara alami pada kayu mati adalah Cheimono, Inocybe, Pycnoporus, dan Rimbachia. Umumnya sebagian besar jamur berkembang biak di pohon mati, misalnya Coprinellus, Elmerina, dan Trichaptum.

Artikel ilmiah populer ini disarikan dari artikel yang dipublikasikan di Jurnal Internasional Q4: Nabilla Hapsari Wijaya, Annisa Dwi Savitri, Ayu Tri Wahyuni, Eva Salsabila Alhadad, Nikolas Edo, Afrah Shabrina, Muhammad Ardiansyah Farid, Sarah Shafaanissa Basri, Amalia Rizky Febrianti, Diajeng Aulia Rahma Putri and Intan Ayu Pratiwi*.

Hutan hujan tropika

Hutan hujan tropika merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia. Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 mdpl, di atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2)[4][5].

Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya.

Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan,[7] sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah ruah.

Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Di Sarawak dan Brunei saja diperkirakan terdapat antara 1.800–2.300 spesies pohon dengan diameter batang ≥ 10 cm.