Kenapa Namanya Udang
Kenapa Namanya Udang. Karakteristik udang cokelat mempunyai tekstur keras, cangkang yang berwarna merah kecokelatan serta memiliki cita rasa perpaduan manis dan asin. Orang Indonesia menyebutnya sebagai udang dogol, sedangkan di Amerika disebut “pink shrimp” karena mempunyai tampilan yang berwarna merah muda agak kekuningan. Meskipun memiliki ukuran tubuh yang kecil, tapi ternyata peminat jenis udang rebon sangat tinggi, bahkan hingga ke pasar internasional.
Selain itu, udang yang mempunyai nama latin Lysiosquilla maculata ini memiliki duri cukup keras di bagian kepala dan antena. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pasca larva, yaitu udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa.
Akan tetapi, sebutan itu mendapat pertentangan karena sejumlah anggota tumbuhan berbunga di perairan juga disebut sebagai ganggang (seperti Hydrilla, Ceratophyllum, dan Cabomba).
Hanya Ada di Papua, Ini Alasan Kenapa Disebut Udang Selingkuh : Okezone Travel
KENAPA disebut udang selingkuh, menarik diulas pada artikel kali ini? Sekadar informasi, udang selingkuh ialah makanan khas Papua yang menjadi perbincangan banyak orang. Julukan ini berasal dari asal-usul udang yang dianggap berselingkuh dengan kepiting.
Meskipun hanya sebuah mitos, cerita ini menambah nuansa unik sehingga banyak orang ingin mencobanya. Sementara kuliner udang selingkuh populer dan banyak ditemukan di Goa Togece Kampung Parema, Distrik Wesaput, Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Daging udang selingkuh memiliki tekstur yang lembut dan sedikit manis. Makanan ini biasanya disajikan dengan cara dibakar dan hanya menggunakan bumbu minimal, seperti garam. Seiring perkembangan zaman, banyak orang mengombinasikan udang selingkuh dengan beragam masakan lezat.
Untuk menikmati satu porsi udang selingkuh perlu merogoh kocek sebesar Rp100 hingga Rp300 ribu. Meski terbilang mahal, rasa dari kuliner khas Papua itu sangat nikmat dan memuaskan loh foodies!.
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa.
Di alam liar, pascalarva kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Banyak resep menggunakan udang dari berbagai kebudayaan: contoh jambalaya, okonomiyaki, poon choi, bagoong, dan scampi. Sama seperti makanan laut lainnya, udang kaya akan kalsium dan protein tetapi rendah energi.
Bee shrimp adalah spesies udang air tawar kecil yang berasal dari sungai di Cina selatan, memiliki masa hidup sekitar 18 bulan. Bee shrimp akan mengembangkan warna terbaiknya bila berada pada suhu sekitar 24–25 derajat Celcius.
Limbah Tambak Udang di Karimunjawa Disebut Cemari Lingkungan
Bambang Zakariya, salah satu warga Karimunjawa, mengatakan, proyek tambak udang vaname mulai masuk ke pulau itu sekitar tahun 2016. Keindahan kawasan pantai dan bawah air menjadi daya tarik industri pariwisata terus tumbuh di Pulau Cilik, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (28/4/2018).
Salah satu warga Karimunjawa yang aktif menyampaikan keluhan masyarakat terkait dampak tambak udang di media sosial adalah Daniel Tangkilisan. Untuk itu, kami akan melakukan perlawanan,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Kawali Jateng Andi Rustono dalam keterangan tertulis. Kawali dibantu oleh aktivis lingkungan di Karimunjawa telah mengumpulkan lebih dari 200 tanda tangan warga setempat yang menyatakan tidak merasa keberatan dengan pernyataan Daniel.
FERGANATA INDRA Seekor penyu sisik (Eretmochelys imbricata) berenang ke laut lepas setelah berhasil dilepaskan dari jeratan tali pada kumpulan sampah di dekat Pulau Cilik, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Minggu (12/6/2022).
Raja Udang Kalung Biru, Si Pemalu dari Pulau Jawa
Raja udang kalung-biru atau javan blue-banded kingfisher, adalah burung endemik Indonesia yang sesuai namanya berasal dari Pulau Jawa. Mengutip greeners, spesies burung ini pertama kali diklasifikasikan oleh seorang zoologist berkebangsaan Belanda, yakni Coenraad Jacob Temminck pada tahun 1830.
Nama kalung-biru juga merujuk pada ciri tubuhnya yang memiliki corak warna bulu kebiruan, dan melebar di bagian depan tubuh layaknya kalung. Sementara raja udang kecil hanya bisa tumbuh hingga kisaran 13 sentimeter saja.
Jika raja udang kalung-biru dari sub-spesies euryzona hanya tersebar di Pulau Jawa, lain halnya dengan raja udang kalung-biru dari subspesies peninsulae yang diketahui tersebar di Semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Sumatra, dan Kalimantan. Mengutip penjelasan Kehati, salah satu hal yang bisa membedakan kedua sub-spesies raja udang kalung-biru adalah individu betina pada ras Kalimantan dan Sumatra memiliki garis dada, sedangkan ras Jawa tidak.
Ketika Rebon Menjadi Cirebon dan Gerbang Interaksi Budaya di Pelabuhan Muara Jati
Lambat laun, rebon menjadi bahan utama beberapa olahan, seperti pembuatan terasi dan petis. Berdasarkan naskah Purwaka Caruban Nagari (1720 M), saat Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabuana menjadi seorang kuwu di Cirebon Larang, produksi utama perdukuhan tersebut adalah terasi. Bahkan, produksi terasi sampai kini masih dipertahankan masyarakat Cirebon terutama di Pesisir Kecamatan Harjamukti dan Mundu. Perempuan paruh baya sedang menjemur ikan teri dan udang rebon di Pesisir Mundu, CIrebon.
Terbentuknya identitas Cirebon sebagai wilayah kota dan administrasi bermula dari Pelabuhan Muara Jati yang menjadi salah satu titik Jalur Rempah. Dari proses interaksi, komunikasi, dan ekonomi yang bermula di Muara Jati, Cirebon kaya akan perjalanan historis.
Namun di balik semua itu, udang rebonlah yang paling berpengaruh dalam membentuk nama Cirebon. Melalui Pelabuhan Muara Jati, komoditas Cirebon adalah olahan rebon, juga hasil laut, dan bumi tanah Sarumban.
Melalui hubungan tersebut, Cirebon memiliki jaringan bilateral dan ekspansi kultural sehingga eksistensi terbangun di pesisir perairan Jawa. Bahkan, di pasar-pasar tradisional, rebon banyak ditemukan, baik hidup, mati, dan dalam bentuk lain, yakni olahan makanan seperti petis ataupun terasi.
Menghadapi Penyakit Bintik Putih (White Spot Disease) pada Udang
Hal itu dikarenakan sekali ada udang yang terinfeksi, maka udang-udang lainnya mudah tertular sehingga pada akhirnya mengalami kematian massal. Meski akan merugi, ini bisa disebut sebagai solusi alternatif dibandingkan membiarkan udang tetap hidup namun berujung pada kematian massal. Jika ternyata penyakit bintik putih tersebut belum menyebar luas, maka pembudidaya bisa melakukan panen lebih awal.
Maka dari itu, pengecekan dan pencegahan penyakit udang ini sangatlah penting agar hal tersebut tidak terjadi. Justru di sinilah bagian pentingnya, yakni melakukan sterilisasi pada area tambak khususnya tempat budidaya agar virus tersebut tidak menyerang udang kembali.
Proses ini disebut pula eradikasi, yakni dengan memasukkan klorin sebanyak 30 ppm pada kolam yang telah terisi air. Cara ini dinilai ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya dan membantu peningkatan sistem imun pada udang secara alami. Meski demikian, prospek usaha budidaya udang ini peluangnya begitu besar seiring tingginya kebutuhan terhadap pangan terutama protein.
Pencegahan penyakit ko-infeksi ringan white spot syndrome virus (WSSV) dan Vibrio harveyi pada udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan suplementasi pakan mengandung mikrokapsul sinbiotik.