Kenapa Diberi Nama Omicron
Kenapa Diberi Nama Omicron. WHO memilih Omicron sebagai tradisi penggunaan alfabet Yunani untuk menamai varian virus corona. "Nu terlalu mudah dikaitkan dengan 'baru', dan Xi tidak digunakan karena itu adalah nama belakang yang umum," kata WHO.
WHO menambahkan bahwa praktik terbaik penamaan penyakit menyarankan untuk menghindari menyebabkan pelanggaran terhadap siapa pun. Kondisi itu berlaku untuk kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional atau etnis. Selain itu membantu mencegah orang merujuk ke varian berdasarkan lokasi di mana mereka terdeteksi dan menciptakan stigma.
Alfa, Beta, Gamma, dan Delta adalah varian yang menjadi perhatian seperti Omicron. Lambda dan mu diberi sebutan varian diperhatikan yang kurang serius.
Varian Baru COVID-19 Diberi Nama Omicron, Ini Penjelasan dari WHO
Sejauh ini, ada 5 VOC dan 2 Variants of Interest (VOI), yang semuanya memiliki nama Yunani masing-masing agar penyebutannya mudah. WHO bekerja sama dengan TAG-VE mencoba memahami dampak potensial dari varian ini. WHO menyebutkan Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers tetap digunakan untuk menangani pasien dengan penyakit COVID-19 parah. Baca Juga: Jumlah Anak-Anak yang Tertular COVID-19 Lebih Rendah, Ini Penjelasan Dokter. Di Afrika Selatan, jumlah orang yang didapati tes positif dengan varian Omicron, meningkat. Sejauh ini, belum ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala Omicron berbeda dari varian lainnya.
Untuk memahami tingkat keparahan varian Omicron, WHO membutuhkan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu. Selain itu, WHO juga menyarankan kepada negara-negara untuk meningkatkan pengawasan dan pengurutan kasus.
Asal Usul Nama Omicron pada Varian Terbaru Virus Corona
Melansir sebuah unggahan di akun Instagram @pandemictalks, WHO menamai Virus Corona varian B.1.1.529 dengan nama Omicron karena untuk menghormati Presiden China Xi Jinping. Seperti nama varian Virus Corona sebelumnya, WHO memang mengambil nama-nama itu dari alphabet.
Sebelumnya, WHO menamai varian Virus Corona dengan ‘Mu’, maka untuk mencegah kebingungan dalam mengejanya, WHO melewatkan ‘Nu’. Selain itu juga memudahkan saat memberi keterangan kepada publik dibanding menyebut nama asal virus ditemukan. Apapun namanya, dan bagaimanapun asal usul nama Omicron, yang paling penting adalah kita harus selalu waspada. Satgas Penanganan Covid-19 BNPB kembali memberikan himbauan tegas kepada seluruh masyarakat untuk mengurangi mobilitas jelang periode libur pergantian tahun.
Imbauan ini dilontarkan menyusul pantauan terhadap tren pergerakan yang menanjak dalam periode 3-4 bulan terakhir. Selain seorang positif yang terinfeksi varian Omicron dan hasil pemeriksaan PCR terbaru sudah negatif. Kabar varian Omicron masuk Indonesia ini menjadi peringatan untuk masyarakat agar tidak abai dengan protokol kesehatan. Seperti itulah penjelasan asal usul nama Omicron yang diberikan untuk virus covid-19 varian terbaru.
CekFakta
Sistem penamaan ini, yang diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada bulan Mei, bertujuan untuk membuat komunikasi publik tentang varian Covid-19 lebih mudah dan tidak membingungkan. Menggunakan huruf Yunani sangat membantu ketika berkomunikasi dengan pasien atau anggota staf yang tidak terlatih dalam memahami aspek teknis dari perbedaan varian.
WHO mencantumkan "beberapa negara" untuk sampel terdokumentasi paling awal sebagai hasilnya.Penelusuran Tempo, informasi palsu terkait penamaan virus Covid-19 varian Omicrom juga pernah beredar pada pertengah Desember 2021. Dikutip dari Tirto, menurut Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, tidak ada hubungannya penyebaran virus Covid-19 varian Omicron dengan tingkat sinar ultraviolet di Indonesia. Di Indonesia sendiri meski memiliki cuaca yang tergolong panas, kasus Covid-19 varian Omicron (B.1.1.529) seperti dikutip dari katadata, terpantau mengalami peningkatan.
Mengapa Nama Subvarian Baru Covid-19 Rumit? Ini Penjelasannya
Disebutkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sengaja memberi nama subvarian Covid-19 dengan sistem huruf Yunani, seperti Alpha, Beta, dan Delta untuk memudahkan para ahli mengkategorikan varian-varian baru. Selain itu, pemberian nama tersebut juga bertujuan untuk memudahkan komunikasi kepada publik tentang jenis virus yang penting. Pemimpin teknis WHO untuk Penanganan Covid-19 Maria Van Kerkhove mengatakan, publik tidak perlu mengetahui secara detil terkait nama-nama subvarian Covid19.
Kami akan memberikan nama baru menggunakan huruf Yunani ketika varian ini secara substansial berbeda satu sama lain dalam hal tingkat keparahan, penghindaran kekebalan, atau penularan," sebut Van Kerkhove. Profesor biologi integratif di Universitas Guelph Kanada T. Ryan Gregory menambahkan, nama-nama sup alfabet penting untuk diketahui para ahli. Gregory mengatakan, jika seluruh varian mulai menyatu dalam kesadaran publik, orang mungkin tidak akan menyadari munculnya tekanan baru yang tak dapat terhindarkan.
Hoaks! Omicron berarti 'akhir zaman' dalam Bahasa Yunani
Omicron berarti 'akhir zaman' dalam Bahasa Yunani. Unggahan hoaks yang menyebut nama "Omicron" untuk varian baru virus penyebab COVID-19 berarti "akhir zaman" dalam bahasa Yunani.
Jakarta (ANTARA/JACX) - Virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2 varian Omicron (B.1.1.529) yang pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021 telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.Penyebaran virus corona baru itu (pandemi) selalu diikuti dengan penyebaran informasi (infodemi), termasuk dengan kemunculan terbaru yaitu Omicron.Di Facebook, teradapat unggahan yang menyebut nama "Omicron" berarti "akhir zaman" dalam bahasa Yunani. Omicron diklaim berasal dari gabungan kata "Omega" yang berarti "akhir" dan "chronos" yang berarti "waktu. "Berikut narasi yang terdapat dalam unggahan tersebut:"Apa arti Omicron?OMI OMNI OMEGA ADALAH BAHASA YUNANI UNTUK (akhir)CRON CHRON CHRONOS ADALAH BAHASA YUNANI UNTUK (Waktu)JADI OMICRON ADALAH VIRUS 'AKHIR ZAMAN' SEGERALAH BERTOBAT"Namun, benarkah Omicorn memiliki arti akhir zaman dan terkait dengan varian baru virus SARS-CoV-2?Menurut dosen Studi Yunani dan Klasik di Universitas St. Andrews Inggris Olaf Almqvist, Omicron adalah bahasa Yunani untuk 'o kecil' (o mikron) sebagai lawan dari omega yang berarti 'besar’, demikian dilaporkan Reuters Rujukan yang menyebut omicron berarti 'akhir zaman' adalah salah dan didasarkan pada kesalahan membaca omicron sebagai senyawa singkat, di mana om adalah singkatan dari omega (huruf terakhir dari alfabet Yunani) dan kron untuk chronos (bahasa Yunani untuk waktu).Pada Mei 2021, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) mengumumkan varian virus yang menjadi perhatian (Variants of Concern/VoC atau Variants of Interest/VoI) akan diberi nama menggunakan huruf alfabet Yunani.Omicron adalah varian kelima yang diberi nama oleh WHO, setelah Alpha, Beta, Gamma, dan Delta dan menjadi varian yang diperhatikan secara khusus.
Penggunaan alfabet Yunani juga bertujuan tidak ada negara yang terdiskreditkan karena semula penamaan varian virus corona baru diambil dari nama negara tempat varian itu ditemukan.Namun, beberapa varian lain yang juga mendapatkan label dari huruf Yunani tidak mencapai tingkat klasifikasi sebagai varian yang diperhatikan.Selain itu, WHO juga melewatkan dua huruf tepat sebelum Omicron, yaitu "Nu" dan "Xi", yang mengarah ke spekulasi tentang apakah "Xi" dihindari untuk menghormati presiden China, Xi Jinping.Menurut juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, ‘Nu’ terlalu mudah dikacaukan dengan ‘baru’ dan 'Xi' tidak digunakan karena itu adalah nama belakang yang umum di negara tertentu.Omicorn berarti ‘akhir zaman’ dalam Bahasa YunaniDisinformasi. Pewarta: Tim JACX.
Editor: Hanni Sofia. Copyright © ANTARA 2022.
Tahukah Kamu Beda Varian Omicron dan Delta
Laporan WHO berasal dari data penelitian di Amerika Serikat terhadap 43 pasien berusia 18-39 tahun, baik yang sudah mendapat vaksin dosis penuh ataupun sebagian. Tapi penelitian masih berlanjut, termasuk soal kemampuan varian itu menyebar pada orang yang telah divaksin dosis lengkap.
Analisis terhadap kasus di Afrika Selatan oleh peneliti setempat menyebutkan kemungkinan orang yang diduga terinfeksi Omicron mengalami sakit parah 70 persen lebih kecil daripada varian Delta. Meski demikian, baik Omicron maupun Delta sama-sama dapat membuat pasien sakit parah hingga meninggal sehingga pencegahan menjadi kunci utama.
Jika sakit parah, muncul gejala serius, termasuk sesak napas atau sulit bernapas, kehilangan kemampuan bicara dan bergerak, kebingungan, serta nyeri dada. Selain itu, studi menunjukkan dosis lengkap vaksin efektif mencegah perawatan di rumah sakit dan kematian pada pasien Covid-19.